Tuesday, January 31, 2012

Allah dan Kotak Perhiasan

 
Mama, Deniz dan Iffah lagi di kamar. Mama sedang membereskan sesuatu. Deniz guling-guling di atas tempat tidur. Sementara itu Iffah lagi main kotak perhiasan (baru ketemu dari tas Mama).

Deniz yang melihat rupanya tertarik juga dengan kotak tersebut. Dia pun memintanya dari Iffah. Tapi Iffah gak mau kasih. Deniz dengan kesel menggerutu,

    "Huh, pelit! Nanti Deniz ambil!"
    "Gak bisa!" kata Iffah.
    "Bisa! Kalau Iffah tidur Deniz ambil."
    "Gak boleh!" balas Iffa.
    "Nanti Allah marah loh!" sambung Iffah.

Mama yang denger hanya senyum-senyum.

    "Emangnya Allah bisa lihat?!" tanya Deniz dengan nada kesal.

Kali ini Mama yang menimpali,

    "Bisa sayang, Allah tentu saja bisa lihat semua yang kita buat."
    "Memangnya Allah kayak setan bisa unsichtbar (gak kelihatan)." kata Deniz lagi (kadang-kadang kalau dia ngomong masih kecampur sama bahasa Jerman) dengan nada masih kesal. Mama menarik napas sambil mikir, jawabnya gimana nih. Akhirnya,

    "Deniz gak bisa lihat Allah, tapi Allah bisa lihat Deniz. Nah setan juga gak kelihatan kan? Apalagi Allah! Allah bisa buat yang lebiiiiih hebat lagi."

    "Tapi Deniz mau juga kotak begitu." Rupanya perhatiannya masih ke kotak itu.
    "Minta sama Alloh dong!" sambung Iffah dengan nada cuek.
    Mama, "". Subhanallah,  perasaan baru kemarin ngelahirinnya.

Foto: si Lima tahun dan si Tiga tahun.

No comments: