Tuesday, January 31, 2012

Rihlah Sekeluarga dan Hikmah Basmalah

Empat hari liburan Gong Xi Fa Choi kali ini tiga hari pertama kami habiskan di rumah. Si Ayah sibuk buat paper, aku juga malas rasanya mau jalan bareng anak-anak saja. Tapi pas malam selasa ngeliat di postingan foto teman-teman yang habis jalan-jalan ke Bukit Cahaya  jadi tertarik untuk jalan-jalan ke sana juga. Pagi selasa setelah aerobik (di rumah dgn CD) aku pun iseng googling mencari informasi tentang Bukit Cahaya ini. Eh, ternyata suami cukup familiar dengan lokasi Bukit Cahaya ini. Kamipun akhirnya memutuskan untuk jalan ke sana hari itu. 
 
Persiapan ala kadarnya pun dilakukan. Seperti biasa gak perlu masak, cukup membawa nasi plus lauk dari warung Padang. Cukup praktis dan dijamin enak:-) Perjalanan menuju Bukit Cahaya cukup menyenangkan. Anak-anak cukup bersemangat mendengar kisah hikmah yang diceritakan si Ayah. Topiknya tentang hikmah membaca doa. Kisahnya bermula ketika mau berangkat anak-anak seperti biasa membaca doa sebelum berkendaraan dengan suara keras bersama-sama. Lantas si Ayah memulai kisahnya dengan bertanya ke anak-anak tentang kenapa kita berdoa setiap kali hendak melakukan sesuatu kegiatan.  Suasana hening seketika lantas si Ayah memulai kisahnya.

 

Ada seorang teman Ayah yang dulu juga nyantri di pondok yang sama dengan ayah, sebut saja Om A. Om A ini bercerita bahwa Pak Kiyai pernah berpesan untuk selalu membaca doa minimal membaca "BISMILLAH" setiap kali hendak melakukan kegiatan. Dan semenjak saat itu si Om A pun tidak pernah lagi lupa membaca Bismillah setiap kali hendak melakukan sesuatu. Meskipun ketika sekedar membuka sendal, membuka atau menutup lemari. Hingga suatu ketika Om ini merasakan sendiri hikmah dari doa itu.

Pada suatu hari, Om A bersama beberapa temannya yang lain menginap di suatu tempat. Ketika melepas sendal, Om ini tidak lupa membaca Bismillah. Hingga pagi harinya, si Om bersama-sama temannya yang lain terkejut ketika mereka hendak keluar dan mendapati sendal-sendal mereka sudah tidak ada ditempatnya lagi. Semua sendal-sendal hilang kecuali sendal si OM. Sampai disitu ayah menghentikan ceritanya, tiba-tiba si kakak nyeletuk,

"Sendal Om jelek kali?" disambut tawa oleh yang lain.
"Bukan karena itu, tapi karena Bismillah yang dibaca oleh Om ketika hendak melepas sendalnya itu." Jawab Ayah tegas.
"Satu lagi cerita Om tentang hikmah membaca Bismillah" Sambung Ayah lantas terus menyambung kisahnya,

Di hari yang lain, suatu pagi asrama di pondok tempat Om mondok gempar oleh hilangnya beberapa barang dari lemari santri. Ada sekitar sepuluh lemari santri yang dijarah entah oleh siapa. Barang-barang yang berharga lenyap tak berbekas. Anehnya, lemari-lemari disekitar lemari Om A termasuk dari lemari yang ikut dijarah. Tetapi lemari Om A masih tertutup rapat dan barang-barangnya juga masih aman di tempatnya. Om ini lantas ingat, bahwa dia tidak pernah lupa membaca Bismillah setiap kali membuka dan menutup lemarinya.

"Wah..." seru anak-anak dengan surprise.
"Yah itulah kebesaran bacaan Bismillah. Padahal singkat saja kan. Karena itu Ayah ingatkan buat semua, Mama dan anak-anak Ayah semuanya jangan pernah lupa membaca Basmalah setiap kali hendak melakukan sesuatu. Oke.." Kata si ayah menutup kisahnya.

 

Perbincangan kami masih terus berlanjut diseputar membaca doa, hingga perlahan-lahan suara anak-anak hilang satu-satu. Ternyata beberapa anak mulai tertidur pulas dan terbangun kembali ketika sudah dekat lokasi Bukit Cahaya di Shah Alam. Ternyata tempatnya tidak jauh dari 'Mesjid Biru' Shah Alam. Saya menyebutnya Mesjid Biru karena warna atap dan menaranya yang berwarna biru.
 

Tidak lama berselang kami pun tiba di Bukit Cahaya. Bukit Cahaya ini ternyata memiliki banyak nama. Tempat ini juga dikenal dengan Bukit Cherakah, Taman Pertanian Malaysia atau The Malaysia Agriculture Park. Di taman ini kita bisa menikmati taman bunga, animal garden, taman cendawan, ladang buah-buahan, taman budaya yang terdiri dari rumah-rumah negeri di Malaysia, suasana persawahan padi juga empang ikan dan banyak tempat lagi. Yang paling menarik adalah rumah iklim, karena di sana ada rumah salju yang menampilkan suasana musim salju. Anak-anak senang sekali ketika berada di rumah salju ini. Tapi jangan bayangkan kayak di Eropa, karena saljunya kata kakak 'salju bohongan'. Tidak boleh di sentuh apalagi buat main seperti lempar bola salju atau buat 'snowman'. 

Tempatnya cukup luas sehingga tidak bisa dijangkau dengan berjalan kaki saja. Karena itu disediakan perkhidmatan bas dan sepeda sewa. Fasilitas yang lain juga ada seperti, jungle trekking, warung makan, kawasan perkhemahan dan chalet.

Biaya masuknya lumayan murah hanya RM 3 untuk orang dewasa dan RM 1 untuk anak-anak dan itu sudah termasuk ongkos shuttle bus buat keliling di taman-tamannya. Untuk rekreasi keluarga tempatnya lumayan enak dengan biaya yang murah meriah lagi. Sayangnya tidak boleh berlama-lama di tempat ini karena taman ini ditutup jam 4.30 sore. Anak-anak belum cukup puas juga karena satu tempat lagi yang mereka ingin datangi yaitu kolam renang yang juga tersedia di sini. Tapi waktunya tidak cukup dan kami keburu sudah harus pulang. 

Diperjalanan pulang seperti sebelumnya, berlangsung perbincangan yang cukup menarik antara kakak dan ayah. Tapi kisahnya disambung insya Allah kapan-kapan:-)

No comments: