Tuesday, January 31, 2012

Wo ist Dein Kopf?

 

Ceritanya anak-anak lagi senang diajak menghafal surah-surah pendek. Jadi sebisa mungkin si mama menyempatkan setiap habis sholat mengajak anak-anak untuk mengulang-ngulang membaca surah-surah pendek. Mulai dengan membaca dari Al-Fatihah hingga berurut dengan surah An-Naas dan seterusnya secara bersama-sama. Biar bersemangat anak-anak dibiarkan membaca dengan laut (suara keras).
Selesai membaca bersama-sama dengan laut, biasanya sehabis itu masing-masing kembali ke bagian yang perlu dihafal sendiri. Kakak lebih senang menghafalkannya sendiri di kamar. Biasanya sambil tiduran. Lebih sering akhirnya sampai tertidur.
Sedang adik-adiknya, (kadang komplit mau semuanya atau paling tidak sempat bertahan beberapa saat hingga akhirnya tinggal abang), mengikuti bacaan dari mama. Jadi satu surah itu dibaca ulang-ulang dan anak-anak mengikuti. Hingga akhirnya waktunya untuk dites,
„Coba baca sendiri.“
„Emm… “ Sambil menatap mama, kosong.
Mama baca ulang lagi kemudian suruh anak mengulangi.
„Emm… “ masih kosong, tapi tangannya sedang asyik memainkan sesuatu.
Mama mengulang awalnya, berharap si anak bisa melanjutkan.
„Bla… bla… bla… ….“ Tidak bisa melanjutkan. Matanya menatap ke mata mama dengan sayu.
„Sayang, wo ist dein Kopf (Dimana kepalanya)?“ Si mama sudah tidak sabar.
Was, warum?“ si anak bertanya tidak mengerti.
Konzentriert, bitte!“ si Mama membujuk sambil mengambil mainan dari tangan anak.
„Oke kita ulangi lagi ya…“
„Bismillahirrahmani rohim…“ sampai habis dan diulang lagi. Begitu dirasa cukup, si mama meminta anak mengulang sendiri.
„Bismillahirrohmani rohim… “ sampai habis dan bisa. Hanya terkadang minta diingatkan awalnya.
Nah, gut. Dein Kopf ist wieder da…(Nah, bagus. Kepalanya sudah ada lagi ya…).“ Tiba-tiba kakak nyeletuk dari dalam kamar.
Kami akhirnya tertawa bersama.
Foto: Iffah lagi sholat, semoga jadi anak yang sholehah.
Frankfurt/Main, 25 Juni 2007.

No comments: